Kamis, 12 September 2013

PANEN DAN PASCA PANEN



Pengertian Panen
  • Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran.
  • penen adalah kegiatan pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang)
  • Harvest is the process of gathering mature crops from the fieldsharvest is to reap the rewards of the activity that has sufficient crop physiological age.

 Pengertian Pasca Panen
  • penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri
  • Definisi pasca panen menurut pasal 31 UU No.12/1992, adalah “suatu kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya pertanian”.
  • In agriculture, post harvest handling is the stage of crop production immediately following harvest, including cooling, cleaning, sorting and packing.

Kriteria Panen
  • Warna daun hijau tua tetapi tidak terlalu tua
  • Ukuran daun sudah berukuran besar atau berkembang penuh
  • Ukuran batang sudah mulai membesar
  • Pada tanaman sayuran sudah berkembang penuh tetapi belum berbunga.

  Tahapan Penanganan Pasca Panen Produk Sayuran dan Tujuan Tahapan.
Penanganan  sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran.  Seperti halnya pada buah, langkah yang harus dilakukan dalam penanganan  sayur setelah dipanen meliputi pemilihan (sorting), pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengepakan (packing). Namun demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis sayur tertentu memerlukan tambahan penanganan seperti pencucian, penggunaan bahan kimia, pelapisan (coating-waxing), dan pendinginan awal (pre-cooling), serta pengikatan (bunching), pemotongan bagian-bagian yang tidak penting (trimming).
1. Sorting
Setelah pencucian dengan menggunakan air yang diberikan clorin, maka proses selanjutnya adalah pemilahan. Pemilahan terhadap  sayur dilakukan untuk memisahkan  sayur-sayur yang berbeda tingkat kematangan, berbeda bentuk (mallformation), dan juga berbeda warna maupun tanda-tanda lainnya yang merugikan (cacat) seperti luka, lecet, dan adanya infeksi penyakit maupun luka akibat hama.
2. Sizing
Pengukuran  sayur dimaksudkan untuk memilah-milah  sayur berdasarkan ukuran, berat atau dimensi terhadap sayur-sayur yang telah dipilih (proses di atas – sorting).  Proses pengukuran  sayur dapat dilakukan secara manual maupun mekanik.
3. Grading
Pada tahapan ini,  sayur-sayur dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun ditetapkan sendiri oleh produsen. Pemilihan kualitas sayuran dapat berdasarkan ukuran, bentuk, kondisi, dan tingkat kemasakan. Tahapan ini tentunya sangat penting bagi sayuran yang ditujukan untuk pasar segar. Namun tahapan ini tidak  perlu dilakukan bilamana sayuran ditujukan untuk proses pengolahan.
4. Trimming, waxing, coating, dan curing
Trimming diartikan sebagai pemotongan bagian-bagian sayur yang tidak dikehendaki karena mengganggu penampilannya. Bagian yang dipotong tersebut biasanya perakaran maupun daun-daun tua maupun mongering seperti pada lobak, wortel, bayam, seledri, dan selada.  Sedangkan  curing merupakan tindakan penyembuhan luka pada komoditi panenan. Luka dapat disebabkan karena pemotongan maupun luka goresan dan benturan saat panen. Curing sering diterapkan pada sayuran seperti bawang-bawangan dan kentang, yaitu dengan cara membiarkan komoditi terkena sinar matahari sejenak setelah panen atau dengan perlakuan pemanasan dengan menggunakan uap secara terkendali. Waxing atau  coating merupakan pelapisan permukaan sayuran agar menambah  baik  penampilannya.  Pelapisan dimaksudkan untuk melapisi permukaan sayur dengan bahan yang dapat menekan laju respirasi maupun menekan laju transpirasi sayur selama penyimpanan atau pemasaran. Pelapisan juga bertujuan untuk menambah perlindungan bagi sayur terhadap pengaruh luar. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pelapisan dapat memperpanjang  masa simpan dan menjaga produk segar dari kerusakan seperti pada tomat, timun, cabe besar, dan terong. Pelilinan (waxing) merupakan salah satu pelapisan pada sayur untuk menambah lapisan lilin alami yang biasanya hilang saat pencucian, dan juga untuk menambah kilap sayur. Keuntungan lain pelilinan adalah menutup luka yang ada pada permukaan sayuran. Pelilinan  atau pelapisan  digunakan untuk memperpanjang masa segar komoditi  sayur atau memperpanjang daya tahan simpan sayur bilamana fasilitas pendinginan (ruang simpan dingin) tidak tersedia.
5. Packing
Pengepakan  sayur untuk konsumen sering dilakukan dengan membungkus  sayur dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp maupun kertas. Sayur-sayur dalam wadah disesuaikan dengan kualitas yang diinginkan. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya satu sayur atau terdiri dari banyak sayur. Sayur-sayur tersebut diatur peletakannya secara rapi sehingga kemungkinan berbenturan satu sama lainnya tidak terjadi. Sedangkan bahan wadah yang dapat digunakan dapat berupa kertas kanton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu, ataupun plastik. Pada sayur yang ditujukan untuk para konsumen, pengepakan sering dilakukan dengan membungkus sayur dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan  pulp,  polyethilen maupun kertas. Kemudian dimasukkan dalam suatu wadah. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya satu sayur atau terdiri dari banyak sayur. Bahan wadah yang digunakan dapat berupa kertas kanton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu, ataupun plastik. Faktor penting dalam pengepakan yang perlu diperhatikan adalah bahwa bahan pembungkus setidaknya memiliki permeabilitas terhadap keluar masuknya oksigen dan karbondioksida.  Seringkali atmosfir dalam ruang pak yang menggunakan plastic tercapai kestabilan udara yang cukup terkendali.

Pada kondisi tersebut biasanya kandungan oksigen rendah sedangkan karbondioksidanya lebih tinggi baik terhadap oksigen maupun udara di luar pak (dos). Tekanan uap air relative stabil sehingga menguntungkan untuk mempertahankan kualitas sayur dalam simpanan.
6. Pre-cooling
Usaha menghilangkan panas lapang pada  sayur akibat pemanenan di siang hari disebut  pre-cooling atau pendinginan awal. Seperti diketahui suhu tinggi pada sayur yang diterima saat pemanenan akan merusak sayur selama penyimpanan sehingga menurunkan kualitas. Makin cepat membuang panas di lapang, makin baik kemungkinan menjaga kualitas komoditi selama disimpan. Pre-cooling dimaksudkan untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin bila sistim ini digunakan.

Perubahan Fisiologis Selama Masa Penyimpanan.
Penyimpanan  sayur yang telah dipak dalam berbagai macam wadah tentunya menunggu beberapa saat untuk dipasarkan. Bagi  sayur-sayur yang dipasarkan secara local, mungkin saja tidak diperlukan sistim penyimpanan yang berfasilitas pendingin namun bagi pemasaran yang berjarak jauh, maka penyimpanan yang memiliki fasilitas  pendingin sangat diperlukan. Fasilitas pendingin tersebut diperlukan untuk menjamin agar suhu dalam ruang simpan tetap stabil.
Bilamana dipilih metode penyimpanan dingin, maka beberapa teknik penyimpanan dingin untuk sayur yang dapat digunakan meliputi ;
a. pendinginan ruang (cooling room),
b. pendinginan tekanan udara (forced-air cooling),
c. pendinginan menggunakan air (hydro cooling),
d. pendinginan vacuum (vacuum cooling), dan
e. pendinginan menggunakan es batu (package icing).
Proses respirasi yang mengendalikan pematangan dan penuaan  sayur dapat lebih dihambat dengan penyimpanan dingin yang disertai penurunan kadar oksigen dan/atau peningkatan kadar karbondioksida dalam ruang penyimpanan. Namun demikian, kondisi penyimpanan seperti kadar oksigen, karbondioksida dan suhu untuk masing-masing jenis  sayur berbeda satu dengan lainnya.

factor-faktor yang mempengaruhi kerusakan produk sayuran
  1. Faktor internal
    1. Respirasi : Makna dari terjadinya respirasi pada organ panenan adalah Kehilangan nilai gizi bagi konsumen dan berkurangnya mutu rasa, khususnya rasa manis, dan juga Kehilangan berat kering ekonomis.
    2. Transpirasi atau hilangnya air : Kehilangan air dapat merupakan penyebab utama deteriorasi karena  tidak saja berpengaruh langsung pada kehilangan kuantitatif (bobot) tetapi juga menyebabkan kehilangan kualitas dalam penampilannya (dikarenakan layu dan pengkerutan), kualitas penampilan (lunak, mudah patah) dan kualitas nutri Perubahan komposisi
    3. Perubahan Komposisi: Tidak saja perubahan fisik yang terjadi selama proses pemasakan  setelah panen. Perubahan kimiawi yang sekaligus merupakan komposisi dari komoditi panenan juga mengalami perubahan. Keduanya terjadi secara simultan, artinya apabila terjadi perubahan fisik pasti disertai terjadinya perubahan kimiawi.Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
  • Kehilangan kloropil (warna hijau) dikehendaki pada buah tetapi tidak pada sayuran,
  • Perubahan asam organik, protein, asam amino dan lipid dapat mempengaruhi kualitas rasa pada kebanyakan komoditi,
  • Kehilangan asam askorbat (vitamin C) merugikan kualitas nutrisi, dll
2.Factor eksternal 
-suhu, 
-kelembapan 
-atmosfer

1 komentar:

  1. Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
    So, what do gri-go.com we mean by “casinos in the UK”? to find a kadangpintar casino casino-roll.com and live casino games aprcasino on a apr casino mobile phone device in 2021.

    BalasHapus